KONEKSI MEDIA – Dua kabar utama mendominasi pemberitaan ekonomi nasional akhir pekan ini: komitmen ekspansif Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk memperluas investasi Indonesia ke benua Afrika dan penguatan signifikan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang menutup perdagangan pekan ketiga November 2025. Peristiwa ini mencerminkan dinamika kebijakan luar negeri yang agresif dan respons pasar domestik yang positif di tengah ketidakpastian global.
Gibran: Afrika Selatan Pintu Gerbang Investasi RI ke Afrika
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dalam lawatannya ke Johannesburg, Afrika Selatan, menegaskan komitmen serius Pemerintah Indonesia untuk memperluas investasi luar negeri, menjadikan Afrika Selatan sebagai mitra strategis dan pintu gerbang utama menuju pasar Afrika yang luas.
Pernyataan ini disampaikan Gibran saat menjadi pembicara kunci dalam forum Indonesia-Africa CEO Forum 2025 pada Jumat (21/11). Kehadiran Gibran di forum tersebut menggarisbawahi upaya Indonesia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan memperkuat kemitraan dengan negara-negara ekonomi berkembang lainnya.
“Afrika Selatan adalah mitra strategis dan pintu gerbang kami ke pasar Afrika. Indonesia berkomitmen untuk memperluas investasi luar negeri kami di sini, terutama di sektor-sektor kunci seperti pertanian dan energi,” ujar Gibran di hadapan para CEO dan pelaku usaha dari kedua negara.
Kemitraan Strategis dan Bebas Visa
Gibran menyoroti bahwa Indonesia memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada pasar Afrika, termasuk kapasitas industri, sumber daya manusia yang kompetitif, jaringan manufaktur, dan akses ke pasar ASEAN yang besar. Komitmen ini diperkuat dengan pengumuman kebijakan baru yang disambut antusias oleh para delegasi Afrika Selatan: pemberlakuan bebas visa bersama antara Indonesia dan Afrika Selatan.
Langkah ini bertujuan untuk menghilangkan hambatan mobilitas bagi pelaku usaha, wisatawan, dan masyarakat umum, yang pada akhirnya diharapkan dapat mempercepat arus perdagangan dan investasi bilateral.
“Kami terbuka untuk membantu Anda semua karena Afrika adalah benua yang akan menentukan masa depan. Afrika tumbuh sangat cepat dan penuh potensi. Afrika adalah masa depan, dan Indonesia ingin membangun masa depan itu bersama Afrika,” tegas Gibran, menunjukkan pandangan optimis Pemerintah Indonesia terhadap potensi pertumbuhan di benua tersebut.
Komitmen ekspansi investasi ke luar negeri ini adalah bagian dari strategi besar untuk diversifikasi pasar dan membangun rantai pasokan global yang lebih tangguh, mengurangi ketergantungan pada kawasan-kawasan tradisional, dan memanfaatkan peluang di pasar frontier yang sedang booming.
Rupiah Menguat ke Rp16.716 Didorong Surplus Transaksi Berjalan
Di pasar keuangan domestik, Rupiah menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Nilai tukar mata uang Garuda ditutup menguat pada perdagangan Jumat (21/11), menembus level Rp16.716 per Dolar AS, naik sekitar 20 poin atau 0,12% dari penutupan hari sebelumnya. Penguatan ini menjadi penutup manis di pekan ketiga bulan November 2025.
Sentimen positif yang mendasari penguatan Rupiah datang dari kombinasi faktor internal dan eksternal. Secara internal, pasar merespons positif data surplus transaksi berjalan Indonesia yang kembali mencatatkan hasil menggembirakan. Surplus ini mengindikasikan bahwa pemasukan devisa negara dari kegiatan perdagangan (ekspor) lebih besar dari pengeluaran (impor), yang secara fundamental menopang kekuatan Rupiah.
Peran Bank Indonesia dan Pelemahan Dolar AS
Selain surplus transaksi berjalan, kebijakan Bank Indonesia (BI) yang konsisten juga memainkan peran krusial. Keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 4,75% sebelumnya telah memberikan sinyal stabilitas dan komitmen untuk menjaga daya tarik investasi aset Rupiah, sekaligus menahan laju inflasi.
Dari sisi eksternal, Indeks Dolar AS (DXY) dilaporkan melemah di tengah ketidakpastian data ekonomi Amerika Serikat. Sentimen ini, ditambah dengan optimisme regional di pasar Asia, memberikan ruang gerak bagi mata uang emerging market seperti Rupiah untuk unjuk gigi.
Direktur PT Trazé Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa kombinasi redanya tekanan Dolar AS dan kebijakan domestik yang solid merupakan faktor utama yang mengangkat nilai Rupiah.
Meskipun penguatan ini patut disyukuri, analis memprediksi bahwa pergerakan Rupiah pada pekan berikutnya akan tetap fluktuatif di tengah rilisnya data-data penting ekonomi global, termasuk data penggajian non-pertanian AS. Rupiah diproyeksikan akan bergerak di rentang Rp16.710 hingga Rp16.740 per Dolar AS pada awal pekan depan, menunjukkan bahwa kehati-hatian tetap diperlukan dalam menghadapi volatilitas pasar global.
Secara keseluruhan, berita ini memancarkan pesan optimisme ganda: visi ekspansif Pemerintah dalam mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui investasi luar negeri di Afrika, dan fondasi ekonomi domestik yang relatif stabil, yang dibuktikan dengan menguatnya mata uang Rupiah.

