KONEKSI MEDIA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini terkait Bibit Siklon Tropis 93S yang kini terpantau aktif di perairan Samudra Hindia selatan wilayah Indonesia. Sistem cuaca tropis ini diprediksi memiliki potensi meningkat menjadi siklon tropis dalam 24–72 jam ke depan dengan peluang yang tergolong tinggi, sehingga masyarakat dan pemerintah daerah di sejumlah provinsi diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.
BMKG mencatat bahwa dalam analisis terbaru, bibit siklon tropis 93S saat ini masih dalam tahap pembentukan dan terus menunjukkan peningkatan aktivitas konvektif. Kondisi atmosfer dan suhu permukaan laut yang mendukung berpotensi membantu sistem tersebut berkembang menjadi siklon tropis yang lebih kuat. Kecepatan angin maksimum saat ini telah mencapai sekitar 35 knot (±65 km/jam) dan diprediksi akan meningkat secara signifikan dalam beberapa hari ke depan.
Menurut perkiraan BMKG, sistem ini akan mengalami peningkatan intensitas secara bertahap. Dalam 24 jam ke depan, bibit siklon 93S diperkirakan akan berkembang menjadi siklon tropis kategori 1 dengan kecepatan angin mencapai 45 knot (±83 km/jam). Selanjutnya, dalam 48 jam ke depan, intensitasnya diprediksi terus meningkat hingga 60 knot (±110 km/jam) dan kemungkinan akan mencapai kategori 2 pada malam hari tanggal 22 Desember 2025. Sistem ini diperkirakan baru akan menetap pada kategori itu selama 72 jam berikutnya.
Meskipun potensi perubahan menjadi siklon tropis semakin kuat, BMKG memperkirakan bahwa sistem ini akan bergerak ke arah barat menjauhi wilayah daratan Indonesia, sehingga kemungkinan dampak langsung seperti landfall (langsung memasuki daratan) sangat kecil. Namun demikian, dampak tidak langsung masih sangat mungkin terjadi terutama dalam bentuk cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi daratan dan perairan Indonesia.
Daftar Wilayah Potensial Terdampak
BMKG memperkirakan bahwa dampak tidak langsung dari bibit siklon 93S akan dirasakan oleh sejumlah wilayah di Indonesia terutama pada periode hingga 22 Desember 2025 pukul 07.00 WIB. Wilayah yang diprediksi paling rentan terdampak antara lain:
1. Sumatera dan Jawa Bagian Barat
- Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah
Diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kondisi ini juga memicu potensi angin kencang di wilayah-wilayah tersebut. Hujan deras yang disertai angin dapat menyebabkan gangguan aktivitas masyarakat, termasuk potensi banjir dan pohon tumbang di area perkotaan maupun pedesaan.
2. Perairan dan Pesisir Selatan
- Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat (NTB), serta selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan
Gelombang di area perairan ini diperkirakan mencapai kategori sedang (1,25–2,5 m) sehingga pelaut, nelayan, dan pengguna jasa transportasi laut diimbau untuk berhati-hati dan menunda perjalanan bila memungkinkan.
3. Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur (NTT)
- Dampak dari bibit siklon 93S juga dikonfirmasi dapat memicu gelombang tinggi dan hujan intensitas menengah hingga tinggi di wilayah Bali hingga NTT, meskipun sistem utama bergerak menjauhi daratan. Masyarakat pesisir diminta mewaspadai potensi abrasi pantai dan derasnya gelombang.
4. Jawa Tengah dan Daerah Sekitarnya
- Wilayah yang terbentang jauh dari pusat bibit siklon juga dilaporkan berpotensi mengalami perubahan cuaca signifikan, khususnya hujan lebat yang dapat disertai angin kencang lokal. Potensi banjir dan tanah longsor di daerah pegunungan menjadi perhatian utama bagi BNPB dan BPBD setempat.
Imbauan dan Respons Pemerintah
Menyikapi ancaman potensi cuaca ekstrem tersebut, BMKG terus mengupdate informasi secara periodik melalui kanal resmi dan peringatan dini yang disampaikan ke pemerintah daerah maupun publik. Selain itu, beberapa anggota DPR juga meminta pemerintah pusat dan daerah memperkuat sistem mitigasi bencana, termasuk koordinasi antar lembaga seperti BMKG, BNPB, BPBD, serta sektor media untuk menyebarkan informasi secara cepat, akurat, dan menyeluruh.
Pemerintah daerah di wilayah yang diprediksi terdampak gencar melakukan sosialisasi kesiapsiagaan, memastikan sarana dan prasarana bencana siap, serta mengoptimalkan posko siaga untuk menghadapi potensi banjir, longsor, dan gangguan transportasi yang bisa terjadi akibat cuaca buruk.
BMKG sendiri mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada, terus mengikuti informasi resmi update cuaca, dan segera mengambil langkah antisipatif bila tanda-tanda cuaca ekstrem muncul. Pelaku usaha yang bergantung pada kondisi angin dan laut, seperti nelayan dan pelayaran, diimbau menunda aktivitas di laut sampai peringatan resminya dicabut.

