KONEKSI MEDIA – Transformasi besar kini tengah terjadi di Kabupaten Tangerang. Daerah yang selama puluhan tahun dikenal luas sebagai salah satu pusat industri manufaktur nasional, dengan puluhan pabrik sepatu, tekstil, dan barang konsumsi besar lainnya, kini mulai berubah wajah. Tren investasi yang semula berorientasi pada manufaktur kini beralih signifikan ke sektor properti dan jasa, menjadikan Kabupaten Tangerang sebagai magnet baru investasi properti yang menjanjikan.
Perubahan ini tak terjadi secara tiba‑tiba. Dorongan dari pembangunan infrastruktur terus membuka peluang baru yang tak hanya menarik pengembang hunian, tetapi juga berbagai layanan pendukung untuk mendukung gaya hidup urban modern. Dari klaster hunian menengah atas, kawasan kota mandiri (township), hingga fasilitas komersial dan pusat jasa terpadu Tangerang kini tampil sebagai wilayah strategis pilihan utama bagi investor properti.
Perubahan Pola Investasi: Dari Pabrik ke Properti
Menurut Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tangerang, yang dipimpin oleh Kepala DPMPTSP Hendar Herawan, ada pergeseran jelas arah investasi di wilayah ini. Selama bertahun‑tahun, dominasi investasi hadir dari sektor industri manufaktur yang mendominasi realisasi modal, namun belakangan data menunjukkan sektor properti dan jasa kini menjadi kontributor terbesar dalam struktur investasi daerah.
Hendar menyebut bahwa pergeseran ini merupakan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pembangunan infrastruktur, serta kebijakan penataan wilayah yang lebih modern dan fleksibel. Kini, yang menjadi fokus utama bukan lagi pembangunan pabrik, melainkan pengembangan perumahan, fasilitas pendidikan, pusat bisnis terpadu, dan layanan jasa urban yang semakin kuat mengokohkan ekosistem perkotaan di wilayah ini.
Daya Tarik Infrastruktur: Buka Jalan Pertumbuhan Properti
Salah satu faktor kunci yang mendorong pergeseran investasi adalah pembangunan infrastruktur yang semakin baik. Proyek‑proyek strategis seperti jalan tol baru, akses ke bandar udara internasional, dan jalur transportasi publik terus membuka konektivitas Tangerang ke pusat aktivitas ekonomi nasional, termasuk Jakarta dan sekitarnya.
Laporan pasar properti menunjukkan bahwa inventaris rumah baru di Tangerang meningkat tajam, menunjukkan perkembangan signifikan dalam penawaran hunian. Kota‑kota dan kecamatan di wilayah ini terutama koridor BSD, PIK2, Teluknaga, Sepatan, dan Rajeg kini menjadi primadona bagi pengembang kelas atas maupun menengah.
Analisis pasar bahkan menunjukkan bahwa segmen properti menengah ke atas tumbuh kuat, karena daya tarik Tangerang sebagai lokasi hunian yang strategis, fasilitas lengkap, serta keterjangkauan dibanding kawasan pusat kota besar seperti Jakarta.
Magnet Investasi yang Mengubah Wajah Daerah
Salah satu contoh paling mencolok dari transformasi ini adalah kawasan Gading Serpong sebuah kota mandiri yang dibangun di tengah Kabupaten Tangerang oleh pengembang besar. Dari hanya lahan yang semula terbuka, Gading Serpong kini menjadi pusat pemukiman modern, dilengkapi fasilitas komersial, pendidikan, layanan kesehatan, dan ruang publik yang mampu mendukung gaya hidup urban.
Presiden Direktur Paramount Land, salah satu pengembang besar di wilayah itu, menyatakan bahwa tujuan pembangunan di Gading Serpong bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan hunian, tetapi membangun ekosistem kehidupan yang lengkap: tempat di mana masyarakat dapat tinggal, bekerja, berinteraksi, dan tumbuh bersama.
Dengan tagline seperti “Everything is Here”, kawasan ini menawarkan kenyamanan urban yang lengkap mulai dari mal, sekolah, rumah sakit, hingga area bisnis terpadu. Bahkan, pengembangan infrastruktur baru seperti exit tol strategis turut menjadi faktor pendorong kuat bagi nilai investasi properti di kawasan tersebut.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Meskipun tren investasi properti sangat menjanjikan, tidak bisa dipungkiri bahwa pergeseran ini membawa tantangan tersendiri. Permintaan untuk lahan semakin meningkat, sementara lahan kosong yang tersisa makin berkurang akibat konversi dari fungsi industri ke residensial dan komersial. Hal ini mengundang diskusi tentang keberlanjutan tata ruang, serta dampak sosial ekonomi bagi masyarakat lokal.
Selain itu, investor dan pembeli rumah juga dihadapkan pada dinamika harga lahan dan properti, yang dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi, fluktuasi pasar, serta persaingan dengan kawasan lain di Jabodetabek. Namun dengan potensi pertumbuhan permintaan hunian yang tetap kuat, Tangerang diprediksi akan terus menjadi pusat pertumbuhan properti dalam jangka menengah dan panjang.

