Israel Tembaki Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan, Ketegangan Memuncak

Israel Tembaki Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan, Ketegangan Memuncak

KONEKSI MEDIA – Tentara Israel dikabarkan menembaki Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon atau UNIFIL di daerah selatan Lebanon.
Kejadian itu dilaporkan oleh AFP. Tentara Israel melakukan serangan dari sebuah tank.

“Pagi ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembaki pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dari sebuah tank Merkava dari dekat posisi yang didirikan Israel di teritori Lebanon,” kata UNIFIL melalui keterangan yang dilansir AFP, Minggu (16/11).

Kronologi Insiden

Menurut pernyataan resmi UNIFIL, satu tank Merkava milik Israel menembakkan amunisi senapan mesin berat yang mengenai area sekitar lima meter dari pasukan UNIFIL saat mereka berada di luar pos pada patroli pagi. Tidak ada laporan korban luka dalam serangan ini, tetapi aksi tersebut dinilai sebagai “pelanggaran serius” terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701.

Pada saat yang hampir bersamaan, UNIFIL juga mencatat adanya sinar laser yang diarahkan oleh patroli Israel ke pasukan PBB, serta insiden tembakan peringatan oleh tentara Israel saat patroli UNIFIL berlangsung dekat kota Rmeish di wilayah selatan Lebanon.

Tidak cukup sampai di situ, insiden lain terjadi sebelumnya pada Mei 2025 — menandai peristiwa pertama pasukan PBB ditembaki secara langsung sejak dimulainya gencatan senjata November 2024. Dalam pernyataannya, UNIFIL menyatakan bahwa perimeter salah satu pos penjaga perdamaian mereka terkena tembakan langsung (“direct fire”) dari pasukan Israel.

Pernyataan PBB dan Reaksi Internasional

UNIFIL menyoroti bahwa sikap agresif militer Israel dalam beberapa bulan terakhir telah menyasar personel serta aset PBB di wilayah perbatasan, dan menegaskan kembali bahwa pasukan penjaga perdamaian tidak dapat dijadikan sasaran dalam operasi militer.

Sementara itu, Sekjen PBB António Guterres sebelumnya mengecam keras insiden terkait drone Israel yang menjatuhkan granat di dekat pasukan UNIFIL pada September 2025. Menurut PBB, satu granat mendarat sekitar 20 meter dari personel PBB dan kendaraan mereka, sementara tiga granat lainnya mendarat sekitar 100 meter.Guterres menggarisbawahi bahwa “tindakan apa pun yang membahayakan nyawa pasukan penjaga perdamaian sama sekali tidak dapat diterima.”

Lebih jauh, Dewan Keamanan PBB memang mengadopsi Resolusi 1701 untuk mengakhiri konflik 2006 antara Israel dan Hizbullah. Resolusi tersebut menuntut penghormatan penuh terhadap garis perbatasan (Blue Line), dan menegaskan bahwa pasukan Lebanon maupun UNIFIL harus berada dalam zona senjata bebas di sekitar Litani. UNIFIL menilai bahwa serangan Israel terhadapnya melanggar prinsip-prinsip dasar resolusi ini.

Penjelasan dari Israel dan Tanggapan Militer

Israel menanggapi tuduhan tersebut dengan menyatakan bahwa tembakan dilancarkan karena “kondisi cuaca buruk” dan bahwa pasukan mereka salah mengidentifikasi patroli UNIFIL sebagai “sumber kecurigaan.” Menurut Israel, pasukannya berada di posisi yang telah dibangun di dalam wilayah yang diklaim sebagai bagian dari perbatasan, dan tindakan itu bukanlah serangan disengaja terhadap PBB.

Namun, UNIFIL tetap menuntut agar militer Israel menghentikan “perilaku agresif” dan menghormati integritas dan keamanan pasukannya. PBB menegaskan bahwa patroli penjaga perdamaian berada di wilayah yang dilindungi dan bertindak sesuai mandat internasional.