KONEKSI MEDIA – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menggemparkan dunia dengan pernyataan kontroversial terkait potensi operasi militer AS ke beberapa wilayah strategis. Dalam sejumlah wawancara dan pidato publik baru-baru ini, Trump menyiratkan bahwa Amerika Serikat tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk “mengambil alih” atau menguasai wilayah tertentu, seperti Greenland, Panama, dan bahkan Gaza, dalam skema kebijakan luar negeri barunya.
Visi Ekspansionis Trump di Panggung Global
Trump menegaskan bahwa kendali atas beberapa wilayah asing sangat penting bagi keamanan nasional AS. Menurut dia, Greenland pulau besar yang berada di bawah kedaulatan Denmark memiliki peranan strategis penting bagi pertahanan Amerika. Trump menyatakan bahwa dia tidak menutup pintu penggunaan “kekuatan militer atau tekanan lain” untuk memastikan AS menguasai wilayah tersebut.
Selain Greenland, Trump juga menyoroti Terusan Panama sebagai titik vital secara ekonomi dan strategis. Dalam pidatonya, dia menyebut terusan tersebut “sangat penting untuk negara kami” dan menyiratkan kesiapan mengambil langkah-langkah drastis jika diperlukan.
Rencana Ambisius untuk Gaza
Salah satu gagasan paling mengejutkan yang dilontarkan Trump adalah rencananya untuk “mengambil alih” Jalur Gaza. Menurut rencana yang pernah dia ungkap, AS akan menduduki wilayah tersebut, kemudian mengambil alih tanggung jawab keamanan dan pembangunan kembali termasuk meratakan bangunan rusak, membersihkan bom yang belum meledak, dan menjadikan Gaza semacam “Riviera Timur Tengah.”
Rencana ini menuai kritik keras dari banyak pihak, termasuk negara-negara Arab dan juga komunitas internasional, yang memperingatkan bahwa hal ini bisa melanggar kedaulatan Palestina dan memperparah konflik.
Kepanikan Internasional dan Kekhawatiran Keamanan
Gagasan Trump tersebut memicu gelombang kecaman dari sejumlah pemimpin dunia. Laporan dari Munich Security Conference menyebut bahwa “land grab” ala Trump upaya mencaplok wilayah lain dapat membuat AS dilihat bukan sebagai penjaga stabilitas tetapi sebagai risiko geopolitik.
Sementara itu, penasihat keamanan nasional AS membantah bahwa rencana invasi ke Kanada sedang dipertimbangkan, meskipun Trump sendiri pernah menyinggung kemungkinan negara-negara seperti Kanada dan Greenland menjadi bagian dari wilayah AS.

