Alasan Pramono Pilih Uus Kuswanto Jadi Sekda DKI

Alasan Pramono Pilih Uus Kuswanto Jadi Sekda DKI

KONEKSI MEDIA – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, akhirnya mengungkapkan alasan utama di balik penunjukannya yang terkesan cepat terhadap Uus Kuswanto sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta yang baru, menggantikan Marullah Matali yang memasuki masa pensiun. Pramono menegaskan bahwa keputusannya didasarkan pada kebutuhan mendesak akan sosok administrator yang ulung dan kuat dengan rekam jejak yang mumpuni, serta membantah adanya isu lobi politik yang memengaruhi pemilihan.

Pelantikan Uus Kuswanto, yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Barat, dilaksanakan pada Senin, 1 Desember 2025. Penunjukan ini tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 184 TPA Tahun 2025, yang ditandatangani pada 21 November 2025.

Kebutuhan Sosok Administrator yang Kuat

Dalam keterangannya kepada awak media usai pelantikan, Gubernur Pramono Anung secara lugas menyatakan bahwa pengalamannya selama 25 tahun di Pemerintahan Pusat membuatnya tahu persis kebutuhan birokrasi Ibu Kota.

“Saya membutuhkan seorang administrator yang ulung, yang kuat,” tegas Pramono. “Dengan pengalaman panjang saya di Pemerintahan Pusat selama 25 tahun, saya tahu apa yang saya butuhkan. Saya percaya Pak Uus bisa bekerja sama dengan saya dan Pak Wagub untuk membuat Jakarta lebih nyaman dan maju,” tambahnya.

Rekam jejak Uus Kuswanto yang meniti karier dari tingkat paling bawah pernah menjabat sebagai lurah, camat, hingga wali kota menjadi pertimbangan kuat bagi Gubernur. Pramono meyakini pengalaman birokrasi Uus dari level akar rumput hingga pimpinan wilayah kota sangat vital untuk menata birokrasi Pemprov DKI Jakarta agar semakin solid, terutama dalam upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang aman, nyaman, dan mendunia.

Proses Seleksi yang Profesional dan Transparan

Menanggapi anggapan bahwa proses seleksi Sekda DKI kali ini terkesan mendadak dan tertutup, Pramono Anung membantahnya keras. Ia menjelaskan bahwa proses pemilihan tetap berjalan sesuai mekanisme yang berlaku, yakni melalui gabungan antara seleksi terbuka dan Manajemen Talenta.

“Sebenarnya proses itu berjalan. Jadi awalnya 10 orang menjadi tiga orang, juga ada. Jadi proses itu dijalani secara penuh,” jelasnya.

Pramono, yang memiliki pengalaman 10 tahun sebagai Sekretaris Tim Penilai Akhir (TPA), mengaku memanfaatkan manajemen talenta untuk menilai kandidat. Ia sengaja memilih untuk tidak membuat proses ini terlalu heboh, dengan fokus utama adalah memilih orang terbaik untuk posisi strategis tersebut.

Gubernur juga secara profesional menegaskan bahwa tidak ada lobi yang memengaruhi keputusannya. Ia bahkan mengaku baru bertemu langsung dengan Uus Kuswanto pada saat pelantikan.

“Tidak ada sama sekali lobi yang bisa memengaruhi keputusan saya. Maka ketika sudah memutuskan menominasikan utama Pak Uus, tentunya itu adalah bagian dari tanggung jawab saya. Jadi saya baru ketemu ini tadi dengan Pak Uus. Itulah bagian dari profesionalisme yang saya junjung tinggi,” tutup Pramono.

Dengan dilantiknya Uus Kuswanto, Pramono Anung berharap jajaran Pemprov DKI Jakarta dapat segera bergerak cepat untuk mengisi kekosongan jabatan yang ada, termasuk posisi Wali Kota Jakarta Barat yang ditinggalkan Uus.