KONEKSI MEDIA – Kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat, bersiap menghadapi lonjakan wisatawan fase kedua yang diprediksi akan memuncak pada momen pergantian tahun hingga akhir pekan pertama Januari 2026. Guna menjamin kelancaran arus lalu lintas dan keamanan publik, Kepolisian Resor (Polres) Cimahi secara resmi menambah kekuatan personel dan memperketat pengawasan di sejumlah titik strategis.
Langkah ini diambil setelah evaluasi libur Natal menunjukkan bahwa volume kendaraan dari luar daerah terutama dari wilayah Jabodetabek masih sangat tinggi. Meskipun sempat terjadi penurunan aktivitas kendaraan pada awal pekan ini, pihak kepolisian memprediksi arus balik dan arus kedatangan baru akan bertemu dalam satu waktu, menciptakan potensi kemacetan yang masif.
Penebalan Personel dan Pos Pengamanan
Kapolres Cimahi, AKBP Niko N. Adi Putra, menjelaskan bahwa penebalan penjagaan ini mencakup penambahan personel di lapangan serta pengoptimalan Pos Pengamanan (Pos Pam) dan Pos Pelayanan (Pos Yan). Jika sebelumnya fokus kepolisian terbagi dengan pengamanan rumah ibadah selama Natal, kini konsentrasi penuh dialihkan pada manajemen lalu lintas dan pengamanan objek vital wisata.
“Kami tidak ingin ada celah kemacetan yang terkunci (gridlock). Oleh karena itu, personel tambahan dikerahkan untuk bersiaga di titik-titik yang selama ini menjadi simpul kemacetan, seperti Simpang Beatrix, jalur depan Farmhouse, hingga kawasan Pasar Panorama Lembang,” ujar AKBP Niko.
Selain personel berseragam, tim urai kemacetan menggunakan sepeda motor juga disiagakan untuk menembus titik-titik sempit yang tidak bisa dijangkau oleh mobil patroli. Tim ini bertugas memberikan respons cepat jika terjadi kendaraan mogok atau kecelakaan ringan yang berpotensi menyumbat arus.
Penerapan Rekayasa Lalu Lintas One Way
Strategi utama yang disiapkan kepolisian adalah pemberlakuan sistem satu arah atau one way secara sepenggal. Skema ini bersifat situasional; jika antrean kendaraan dari arah Bandung menuju Lembang sudah melewati batas ekor di kawasan Ledeng, maka arus dari atas (Lembang menuju Bandung) akan ditutup sementara untuk menguras kepadatan di jalur pendakian.
Sebaliknya, saat sore hari ketika wisatawan mulai meninggalkan objek wisata, polisi akan memprioritaskan arus turun menuju Bandung untuk mencegah penumpukan di pusat kota Lembang.
“Kunci dari kelancaran di Lembang adalah pergerakan yang terus mengalir. Kami meminta kerja sama wisatawan untuk mengikuti arahan petugas di lapangan dan tidak memaksakan diri berhenti di bahu jalan untuk berfoto atau berbelanja di pinggir jalan utama,” tambah pihak Satlantas.
Waspada Cuaca dan Jalur Alternatif
Pihak kepolisian juga memberikan atensi khusus pada kondisi cuaca ekstrem. Mengingat curah hujan yang tinggi di wilayah Bandung Utara, risiko pohon tumbang dan jalan licin menjadi ancaman nyata. Polisi telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menyiagakan alat berat dan tim evakuasi di titik-titik rawan longsor, terutama di jalur Kolonel Masturi dan jalur alternatif Cisarua.
Wisatawan yang hendak menggunakan jalur alternatif seperti Dago Giri atau Punclut dihimbau untuk memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima, terutama sistem pengereman, mengingat kontur jalan yang sangat curam dan berkelok.
Harapan untuk Sektor Pariwisata
Penebalan pengamanan ini diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi pelancong sekaligus menjaga denyut ekonomi di Bandung Barat. Pihak pengelola objek wisata juga diimbau untuk memperluas area parkir internal agar antrean kendaraan tidak meluber ke jalan raya.
Dengan kesiapan personel yang lebih tebal dan strategi rekayasa yang matang, diharapkan “Gelombang Kedua” wisatawan ini dapat terkelola dengan baik hingga masa libur sekolah berakhir pada awal Januari mendatang.

