Danantara Kebut Huntara Aceh Tamiang, Kerja 24 Jam Non-Stop!

Danantara Kebut Huntara Aceh Tamiang, Kerja 24 Jam Non-Stop!

KONEKSI MEDIA – Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara) bergerak cepat dalam menangani pemulihan pascabencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh Tamiang. Melalui kolaborasi strategis dengan tujuh BUMN Karya, Danantara kini tengah menggeber pembangunan ratusan unit Hunian Sementara (Huntara) dengan sistem kerja non-stop 24 jam. Langkah ekstrem ini diambil guna memastikan warga terdampak bisa segera meninggalkan tenda pengungsian sebelum pergantian tahun.

Pembangunan yang berlokasi di kawasan Jalan Raya Banda Aceh-Medan, Kecamatan Karang Baru, ini menjadi prioritas utama pemerintah pusat. Tenaga Ahli Danantara, Khairul Jasmi, menegaskan bahwa kecepatan adalah kunci dalam misi kemanusiaan ini.

“Kami menerapkan sistem shifting agar pengerjaan tidak berhenti sedetik pun. Ini adalah kewajiban kami untuk memastikan rakyat tidak terlalu lama berada di pengungsian,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta (28/12).

Kolaborasi Tujuh Raksasa BUMN Karya

Proyek huntara di Aceh Tamiang ini bukan sekadar pembangunan biasa, melainkan sebuah sinergi besar yang dikoordinasikan oleh PT Hutama Karya. Selain Hutama Karya, enam BUMN infrastruktur lainnya turut terjun langsung, yakni Waskita Karya, Adhi Karya, PTPP, Wijaya Karya (WIKA), Nindya Karya, dan Brantas Abipraya.

Setiap perusahaan membagi peran untuk mempercepat progres fisik di lapangan. Sebagai contoh, Adhi Karya melaporkan telah mengerahkan teknisi ahli dari berbagai daerah dan merekrut 100 tenaga kerja lokal untuk membangun sekitar 120 unit huntara di titik Kuala Simpang. Total keseluruhan target pembangunan huntara di bawah koordinasi Danantara mencapai 15.000 unit untuk seluruh wilayah Sumatera yang terdampak, dengan target jangka pendek ratusan unit siap huni di Aceh Tamiang pada akhir Desember 2024.

Fasilitas Lengkap: Bukan Sekadar Tempat Berteduh

Meskipun berstatus “sementara”, hunian yang dibangun Danantara dirancang dengan standar kelayakan yang tinggi. Berdasarkan spesifikasi teknis di lapangan, setiap unit huntara memiliki luas yang cukup untuk satu keluarga, terdiri dari:

  • Dua Kamar Tidur: Memberikan privasi bagi anggota keluarga.
  • Ruang Tamu & Dapur: Ruang komunal dan area memasak yang memadai.
  • Instalasi Listrik & Air Bersih: PLN telah memastikan pasokan listrik stabil, sementara sistem air bersih menggunakan sumur bor yang dilengkapi filter berkualitas tinggi agar layak untuk MCK dan konsumsi harian.
  • Fasilitas Pendukung: Di area kompleks huntara juga disediakan akses Wi-Fi gratis serta pembangunan fasilitas umum seperti puskesmas darurat dan tempat ibadah.

Kepala Divisi Infrastruktur 2 Adhi Karya, Rony, menjelaskan bahwa penggunaan material prefabrikasi menjadi rahasia di balik cepatnya pembangunan ini.

“Dengan material modern, satu unit rumah bisa berdiri dalam waktu yang sangat singkat tanpa mengurangi kekuatan strukturnya,” jelasnya.

Kunjungan Presiden dan Harapan Masyarakat

Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan bertolak ke Aceh Tamiang pada 1 Januari 2026 untuk mengecek langsung perkembangan proyek ini. Kunjungan tersebut merupakan bentuk komitmen kepemimpinan nasional terhadap penanganan bencana di Sumatera.

Bagi warga Aceh Tamiang, kehadiran huntara ini adalah secercah harapan di tengah duka. Selama berminggu-minggu, ribuan warga bertahan di bawah tenda darurat dengan fasilitas sanitasi yang terbatas. Kehadiran Danantara bersama BUMN diharapkan mampu memulihkan martabat warga terdampak.

Selain pembangunan fisik, Danantara juga berkoordinasi dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk penyaluran Dana Tunggu Hunian (DTH) sebesar Rp 600.000 per bulan per kepala keluarga sebagai bantuan masa transisi hingga hunian tetap (huntap) selesai dibangun nantinya.

Komitmen Keberlanjutan

COO Danantara, Dony Oskaria, saat mengunjungi lokasi bencana beberapa waktu lalu, menegaskan bahwa peran Danantara dan BUMN tidak akan berhenti pada pembangunan fisik saja.

“BUMN adalah milik rakyat. Kehadiran kami di sini bukan pilihan, melainkan kewajiban. Kami akan terus mengawal proses pemulihan ekonomi warga hingga kondisi benar-benar stabil,” tegas Dony.

Pembangunan yang dikebut 24 jam ini menjadi bukti nyata transformasi birokrasi dan gerak cepat lembaga investasi baru Indonesia tersebut dalam merespons krisis nasional.