Koneksi Media – Data terbaru Rumah123 memperlihatkan rumah tapak masih tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia. Sebanyak 62,4 persen masyarakat masih memilih rumah tapak sebagai tipe hunian idaman sepanjang paruh pertama 2025.
Adapun dari sisi wilayah, Tangerang mendominasi pasar sebagai area dengan permintaan rumah tertinggi secara nasional, berkontribusi 16,8 perse dari total permintaan. Di bawahnya menyusul Jakarta Selatan (11,4 persen) dan Jakarta Barat (9,8 persen). Angka ini menegaskan posisi Tangerang sebagai kawasan hunian yang semakin menarik berkat akses transportasi yang membaik serta banyaknya pengembangan kawasan baru.
Data Rumah123 juga mengungkap kelompok usia 45-54 tahun menjadi pembeli rumah terbanyak di paruh pertama 2025, dengan porsi 26,5 persen. Marisa menjelaskan, kelompok ini umumnya telah memiliki kestabilan finansial yang lebih matang, sehingga lebih siap mengambil keputusan besar seperti membeli rumah. Namun, generasi muda tidak bisa diabaikan. Kelompok usia 25-34 tahun (Gen Z akhir dan milenial awal) menyumbang 25,5 persen dari total permintaan, diikuti oleh usia 18-24 tahun sebesar 21,3 persen.
Gen Z Masuk Era Membeli Rumah Pertama
Perubahan pola konsumsi generasi muda menjadi sorotan utama dalam dinamika pasar properti. Jika beberapa tahun sebelumnya Gen Z dianggap tidak tertarik memiliki rumah—lebih memilih mobilitas, sewa apartemen, atau tinggal bersama orang tua—tren terbaru justru menunjukkan arah berbeda. Banyak di antara mereka mulai mencari hunian permanen sebagai bentuk investasi masa depan dan stabilitas finansial.
Tangerang menjadi pilihan utama karena harganya relatif lebih terjangkau dibanding Jakarta, namun tetap memiliki akses yang dekat ke pusat aktivitas ekonomi. Kehadiran fasilitas transportasi seperti kereta komuter, rencana pengembangan transportasi publik modern, dan infrastruktur jalan baru membuat kawasan ini semakin menarik.
Selain itu, lonjakan pekerja muda di sektor digital, kreatif, dan startup yang berkembang pesat di Jabodetabek turut mendorong permintaan hunian. Gen Z dinilai lebih cepat mengambil keputusan, terutama ketika pengembang menawarkan konsep yang sesuai gaya hidup mereka: minimalis, dekat transportasi, ramah komunitas, dan memiliki fasilitas digital modern.
Tangerang Menawarkan Kombinasi Akses dan Gaya Hidup
Keunggulan Tangerang bukan hanya soal harga. Dalam beberapa tahun terakhir kawasan ini berkembang menjadi pusat aktivitas bisnis baru. Kehadiran bandara internasional, pusat perbelanjaan besar, pusat kuliner, coworking space, hingga area rekreasi bertaraf modern membuat Tangerang menjadi lokasi ideal bagi Gen Z yang mencari keseimbangan antara kerja dan gaya hidup.
Banyak klaster hunian baru yang kini mengusung konsep work-life integrated living, menyediakan ruang bersama, area terbuka hijau, serta fasilitas digital seperti Wi-Fi publik dan sistem keamanan pintar. Konsep ini sangat resonate dengan karakter generasi Z yang menginginkan lingkungan tinggal yang dinamis dan mendukung mobilitas harian mereka.
Selain itu, harga rumah di Tangerang masih tergolong kompetitif, terutama di wilayah pinggiran Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan bagian barat. Meskipun beberapa kawasan premium mengalami kenaikan harga, segmen rumah kompak dan apartemen masih banyak menawarkan opsi yang cocok bagi pembeli pertama.
Pengembang Fokus Menarik Pembeli Muda
Tren masuknya Gen Z ke pasar properti membuat banyak pengembang melakukan rebranding terhadap proyek mereka. Pemasaran yang dulunya berfokus pada keluarga mapan kini bergeser menjadi lebih digital dan interaktif. Kampanye pemasaran melalui media sosial, virtual tour, hingga program early bird menjadi strategi utama yang banyak digunakan.
Selain itu, pengembang mulai menghadirkan fasilitas yang membuat kawasan hunian lebih ramah generasi muda, seperti:
-
jalur sepeda dan pedestrian yang aman,
-
area komunitas kreatif,
-
ruang kerja bersama di dalam klaster,
-
sistem pembayaran ringan dengan uang muka minimal,
-
serta desain rumah modular yang mudah dikembangkan.
Pendekatan ini terbukti menarik, terutama bagi pembeli yang sebelumnya merasa pasar properti terlalu “mahal” dan jauh dari jangkauan.
Penutup
Isu lesunya pasar properti 2025 mungkin masih bergema di sejumlah daerah, namun Tangerang justru menghadirkan cerita berbeda. Gen Z yang kini memasuki fase produktif menjadi motor penggerak baru yang menghidupkan kembali optimisme industri. Dengan akses transportasi yang baik, harga kompetitif, serta penyesuaian konsep hunian yang semakin relevan bagi generasi muda, Tangerang tidak hanya menjadi daerah favorit—tetapi juga simbol perubahan wajah pasar properti Indonesia.

