Rano Karno Sebut MRT Jakarta Punya Banyak Potensi Bisnis

Rano Karno Sebut MRT Jakarta Punya Banyak Potensi Bisnis

Koneksi Media – Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno mengatakan MRT Jakarta memiliki banyak potensi bisnis untuk dikembangkan, mulai dari periklanan, ritel, hak penamaan, hingga layanan digital yang dapat meningkatkan nilai ekonomi sekaligus kenyamanan penumpang.

“Karena itu, bagi Jakarta, MRT bukan sekadar moda transportasi publik, tetapi bagian dari perjalanan besar menuju kota yang lebih terhubung, produktif, dan berdaya saing,” ujar dia dalam acara Marketing Gathering MRT Jakarta 2025 di Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2025).

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mendukung MRT Jakarta untuk memperluas kolaborasi lintas sektor sebagai langkah konkret memperkuat ekosistem dan membuka peluang kerja sama baru untuk pengembangan transformasi transportasi di ibu kota.

Sebab, lanjut dia, langkah transformasi tersebut sejalan dengan misi Jakarta membangun ekosistem ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan. Dalam hal ini, pertumbuhan tidak hanya bertumpu pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada inovasi serta sinergi antarpemangku kepentingan.

“Kami meyakini kemajuan ekonomi Jakarta tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga kekuatan kolaborasi antara dunia usaha, komunitas, dan pemerintah daerah,” kata Rano.

Potensi Bisnis Multifaset

Dalam sambutannya, Rano menyebut sejumlah lini bisnis yang menjanjikan untuk digali dari operasi MRT Jakarta. Yang pertama adalah periklanan: ruang komersial di stasiun — seperti lorong, dinding, dan pilar — dapat dimonetisasi untuk iklan. Selain itu, hak penamaan stasiun (naming rights) juga menjadi peluang besar, memberikan sponsor kesempatan untuk menempelkan nama brand pada stasiun tertentu.

Selain itu, MRT Jakarta melihat potensi besar pada ritel di area stasiun — misalnya kios UMKM, mesin vending, hingga ATM. Rano juga mencatat pentingnya layanan digital, mulai dari aplikasi pembayaran tiket berbasis server hingga kanal belanja digital, untuk meningkatkan kenyamanan penumpang dan nilai ekonomi MRT.

Pilar Bisnis Non‑Tiket MRT Jakarta

Pernyataan Rano didukung data operasional dan strategi bisnis MRT Jakarta. Menurut Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad Mahfud, hingga kini perusahaan telah mengembangkan enam pilar bisnis non‑tiket.

Beberapa pilar utama tersebut adalah:

  1. Periklanan — memanfaatkan ruang iklan di stasiun dan fasilitas penunjang.

  2. Naming Rights — stasiun dinamai perusahaan sponsor, seperti contoh stasiun Cipete Raya yang menjadi “Cipete Raya Tuku”.

  3. Ritel — menyediakan ruang bagi UMKM, vending machine, dan ATM di area stasiun.

  4. Layanan Digital — aplikasi MRT yang kini juga menjadi platform pembayaran dan kanal belanja digital.

  5. Konsultansi / Pelatihan — MRT Jakarta membagikan pengalaman operasional dan teknis kepada daerah lain yang ingin membangun sistem serupa.

  6. Transit-Oriented Development (TOD), Event & Merchandise — pengembangan kawasan di sekitar stasiun untuk kegiatan komersial, event, dan penjualan merchandise.

Tantangan dan Harapan

Tentu saja, mengembangkan semua potensi bisnis ini bukan tanpa tantangan. Sinergi antar-pemangku kepentingan, keberlanjutan investasi, dan inovasi teknologi menjadi kunci kesuksesan. Rano dan manajemen MRT Jakarta perlu memastikan bahwa kemitraan dengan pihak swasta maupun komunitas lokal dapat dijalin dengan baik dan saling menguntungkan.

Namun, dengan dukungan penuh dari Pemprov DKI dan visi jangka panjang, MRT Jakarta bisa menjadi contoh transformasi sistem transportasi publik menjadi mesin ekonomi perkotaan — memperkuat bukan hanya mobilitas, tetapi juga produktivitas dan daya saing ibu kota.