KONEKSI MEDIA – Ratusan pengguna Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta harus menghadapi pengalaman yang menegangkan pada Kamis (20/11/2025) siang, ketika layanan transportasi massal tersebut tiba-tiba terhenti total. Gangguan fatal ini dipicu oleh pohon besar yang tumbang di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, menimpa penutup lintasan dan merusak kabel listrik aliran atas (LAA) di jalur transisi Stasiun Senayan Mastercard menuju Stasiun ASEAN.
PT MRT Jakarta (Perseroda) mengonfirmasi bahwa insiden ini menyebabkan 524 penumpang terjebak di dalam rangkaian kereta, baik di jalur layang (elevated) maupun jalur bawah tanah (underground), dan harus dievakuasi oleh petugas. Cerita-cerita dari para penumpang terdampak menggambarkan kepanikan sesaat dan ketidakpastian yang terjadi di tengah perjalanan mereka.
Rem Mendadak dan Suasana Sunyi yang Mencekam
Risa (32), seorang karyawan swasta yang rutin menggunakan MRT dari Lebak Bulus menuju kantornya di kawasan Bundaran HI, berada di rangkaian kereta yang terhenti mendadak di jalur layang, tak jauh dari Stasiun Senayan.
“Kami baru saja bergerak cepat, lalu tiba-tiba ada suara rem yang sangat keras, seperti ngerem mendadak. Semua penumpang langsung terdorong ke depan. Beberapa orang yang sedang berdiri nyaris jatuh,” cerita Risa saat dihubungi.
Setelah hentakan keras itu, suasana di dalam gerbong berubah menjadi sunyi, diselingi bisik-bisik dan pertanyaan panik. Lampu utama di beberapa gerbong sempat berkedip sebelum akhirnya padam sebagian, meninggalkan penerangan darurat yang redup.
“Awalnya kami kira ada kerusakan teknis biasa, tapi setelah lima menit tidak bergerak sama sekali, barulah petugas mengumumkan ada gangguan listrik akibat insiden di luar,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan oleh Bima (25), mahasiswa yang tengah menuju Stasiun Bundaran HI. Kereta yang ia tumpangi berhenti di dalam terowongan sebelum Stasiun Istora Mandiri.
“Sangat mencekam. Di dalam terowongan, tiba-tiba gelap, lalu kereta berhenti total. Panik pasti ada, apalagi sinyal telepon juga hilang. Kami semua hanya bisa menunggu penjelasan dari pengeras suara,” kata Bima.
Ia menceritakan banyak penumpang yang mulai merasakan hawa panas karena pendingin udara (AC) otomatis berhenti bekerja beberapa saat setelah kereta kehilangan daya listrik.
Evakuasi Berjalan Kaki di Jalur Layang
Sekitar satu jam setelah kereta berhenti, petugas MRT memulai proses evakuasi. Bagi penumpang yang terjebak di jalur layang, proses evakuasi dilakukan dengan panduan petugas untuk berjalan kaki di sepanjang jalur rel menuju stasiun terdekat.
“Petugas datang dan membuka pintu darurat di samping gerbong. Kami harus turun tangga kecil dan berjalan di samping rel layang. Ini pengalaman pertama seumur hidup saya,” ujar Risa.
Ia memuji kesigapan petugas yang bekerja ekstra keras, membantu penumpang, terutama lansia dan anak-anak, untuk berjalan dengan aman di jalur yang sempit dan tinggi. Sementara itu, Bima yang terjebak di jalur bawah tanah dievakuasi menuju Stasiun Istora Mandiri. Proses evakuasi di terowongan berjalan lebih lambat dan memerlukan ketenangan ekstra dari penumpang. Total 524 pelanggan berhasil dievakuasi dari berbagai rangkaian kereta yang terhenti di berbagai titik.
Kerusakan Infrastruktur dan Pemulihan Layanan
PT MRT Jakarta (Perseroda) melalui Kepala Divisi Corporate Secretary, Rendy Primartantyo, memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami. Rendy menjelaskan bahwa pohon jenis Mahoni dengan diameter sekitar 3,5 meter yang berumur ratusan tahun tumbang dan menimpa atap pelindung jalur, menyebabkan gangguan serius pada sistem kelistrikan.
Kerusakan pada atap lintasan, yang berfungsi sebagai pelindung, diperkirakan cukup parah dan memerlukan perbaikan intensif. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, bahkan memperkirakan proses pemulihan infrastruktur membutuhkan waktu minimal 3-4 jam.
Akibat insiden ini, operasional MRT sempat dibatasi hanya melayani rute Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Blok M BCA dan sebaliknya. Layanan baru kembali normal sepenuhnya pada sore hari, sekitar pukul 17.00 WIB, setelah tim teknis berhasil memperbaiki kerusakan dan memastikan aliran listrik kembali aman.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengintensifkan program pemangkasan dan peremajaan pohon di kawasan-kawasan padat, terutama yang berdekatan dengan infrastruktur vital seperti MRT, untuk mencegah terulangnya insiden serupa di tengah cuaca ekstrem yang semakin tidak terduga.

