Salah Injak Pedal, Sopir MBG Tabrak 21 Siswa SD di Cilincing

Salah Injak Pedal, Sopir MBG Tabrak 21 Siswa SD di Cilincing

KONEKSI MEDIA – Sebuah insiden tragis mengguncang dunia pendidikan di Jakarta Utara ketika sebuah mobil operasional pengangkut Makanan Bergizi Gratis (MBG) menerobos masuk ke halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalibaru 01 Pagi, Cilincing, dan menabrak kerumunan siswa serta seorang guru pada Kamis (11/12/2025) pagi. Total 21 korban, terdiri dari 20 siswa dan 1 guru, mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. Belakangan terungkap, sopir berinisial AI (34) memberikan pengakuan mengejutkan yang menjadi kunci sementara penyebab kecelakaan maut tersebut: salah menginjak pedal, dikira rem ternyata gas.

Kronologi Kelam di Pagi Hari

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIB, di saat para siswa SDN Kalibaru 01 Pagi sedang berkumpul di lapangan sekolah, bersiap untuk kegiatan literasi pagi. Suasana sekolah yang seharusnya dipenuhi keceriaan mendadak berubah menjadi horor dan kepanikan.

Mobil boks berwarna putih yang membawa logistik MBG, berpelat nomor B-2093-UIU, tiba-tiba melaju tak terkendali. Menurut keterangan saksi mata dan rekaman CCTV yang beredar, mobil tersebut pertama kali menabrak pagar besi pembatas sekolah yang dalam kondisi tertutup. Setelah menerobos pagar, mobil terus melaju kencang ke tengah lapangan, langsung menghantam barisan siswa yang sedang berbaris rapi.

Detik-detik mencekam terekam jelas, menunjukkan beberapa murid terpental akibat benturan keras, bahkan ada yang terlihat terjepit hingga masuk ke kolong kendaraan. Guru dan siswa lain yang menyaksikan kejadian itu berhamburan dalam kepanikan, disusul teriakan histeris meminta pertolongan. Petugas sekolah, guru, dan warga sekitar dengan sigap berupaya menolong para korban yang tergeletak di lapangan maupun yang terjebak di bawah mobil.

Pengakuan Sopir: Panik di Tanjakan, Salah Injak Pedal

Sopir mobil MBG, yang diketahui berinisial AI (34), langsung diamankan oleh pihak kepolisian tak lama setelah insiden tersebut. Di bawah pemeriksaan intensif di Polsek Cilincing, AI memberikan keterangan awal mengenai penyebab mobil yang dikendarainya hilang kendali.

Kapolsek Cilincing AKP Bobi Subasri, dalam keterangannya kepada media, menjelaskan bahwa lokasi sekolah berada di area yang menanjak. AI, yang saat itu hendak mengantarkan makanan program pemerintah tersebut ke sekolah, mengaku panik saat mobilnya melaju mendekati sekolah.

“Jadi keterangan dari si sopir, itu kan sekolahnya di atas, tanjakan. Nah kebetulan dia memang mau mengantarkan makanan itu ke sekolah. Dia mau naik ke atas itu, mau ngerem. Katanya remnya nggak pakem kan. Karena takut mau nabrak, dia injek yang dalam, nah kirain itu (yang diinjak rem), ternyata gas,” ujar AKP Bobi Subasri, Kamis (11/12).

Pengakuan sopir bahwa ia berniat menginjak pedal rem namun malah menginjak pedal gas dengan dalam, mengindikasikan adanya unsur kelalaian fatal. Kesalahan teknis sederhana yang diperparah dengan kondisi jalan menanjak dan kepanikan pengemudi ini menjadi dugaan kuat penyebab kecelakaan.

Fakta Baru: Sopir Pengganti dan Hasil Tes Urine

Penyelidikan polisi juga mengungkap fakta baru terkait status pengemudi AI. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengonfirmasi bahwa AI bukanlah sopir tetap, melainkan sopir pengganti. AI baru dua kali bertugas mengantarkan logistik MBG ke sekolah tersebut, menggantikan sopir utama yang sedang sakit.

“Setelah kami cek, alhamdulillah sopirnya memiliki SIM, mungkin hanya kurang pengalaman,” kata Dadan.

Untuk memastikan kondisi fisik dan mental pengemudi, pihak kepolisian juga langsung melakukan tes urine. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa AI negatif dari pengaruh alkohol maupun narkoba. Dengan hasil ini, fokus penyelidikan akan lebih mengerucut pada dugaan kelalaian berkendara dan potensi masalah teknis pada kendaraan. Polisi masih terus melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan teknis kendaraan untuk mencocokkan dengan keterangan sopir.

Korban dan Tanggung Jawab Pemerintah

Insiden ini menyebabkan 21 orang mengalami luka-luka, termasuk seorang guru yang dilaporkan mengalami cedera pada kaki. Salah satu siswa bahkan dikabarkan mengalami luka serius, termasuk patah rahang dan belasan giginya tanggal, memerlukan perawatan intensif di ICU. Para korban dilarikan ke dua rumah sakit, yakni RSUD Cilincing dan RSUD Koja. Hingga Kamis siang, 14 korban sudah diperbolehkan pulang, sementara tujuh lainnya masih menjalani rawat inap.

Menyikapi musibah ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Badan Gizi Nasional (BGN) langsung bergerak cepat. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung didampingi Wakil Kepala BGN Sony Sanjaya langsung meninjau kondisi korban di rumah sakit.

Kepala BGN memastikan bahwa pihaknya, selaku pelaksana program, akan menanggung seluruh biaya pengobatan para korban. Senada, Gubernur Pramono Anung menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan memberikan support penuh kepada korban dan menjamin semua biaya perawatan ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta. Selain itu, tim trauma healing juga disiapkan untuk membantu memulihkan psikis siswa-siswi yang menjadi korban dan saksi mata.

Kasus ini menjadi peringatan keras akan pentingnya standar keselamatan dan prosedur operasional yang ketat, terutama untuk program pemerintah yang melibatkan banyak pihak, termasuk anak-anak di lingkungan sekolah. Polisi berjanji akan mengusut tuntas kasus ini sesuai prosedur hukum untuk menentukan unsur kelalaian dan pertanggungjawaban pidana yang mungkin timbul.