Satu Bulan Pasca-Bencana Sumatera, Seskab Teddy Hasilnya Konkret!

Satu Bulan Pasca-Bencana Sumatera, Seskab Teddy: Hasilnya Konkret!

KONEKSI MEDIA – Genap satu bulan sejak bencana hidrometeorologi dahsyat berupa banjir bandang dan tanah longsor melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November 2025, pemerintah mengeklaim telah mencapai progres pemulihan yang signifikan. Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa kerja keras lintas sektoral di bawah instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto telah membuahkan hasil konkret di lapangan.

Dalam konferensi pers pemulihan pascabencana yang digelar pada Senin (29/12/2025), Seskab Teddy memaparkan data-data krusial terkait normalisasi infrastruktur, kesehatan, hingga sektor perumahan. Ia menekankan bahwa kecepatan pemulihan ini merupakan hasil dari sinergi tanpa jeda antara petugas TNI, Polri, relawan, dan masyarakat setempat.

Infrastruktur: Jembatan dan Jalan Nasional Hampir Pulih Total

Salah satu pencapaian yang paling disoroti adalah pemulihan akses transportasi. Seskab Teddy menjelaskan bahwa dari total 78 titik jalan nasional yang sempat terputus di tiga provinsi terdampak, saat ini hanya tersisa 6 titik yang masih dalam proses pengerjaan intensif.

“Per satu bulan ini, dari 78 titik yang putus, tinggal 6 yang masih proses penyambungan. Sisanya sudah bisa dilalui,” ujar Teddy.

Tak hanya jalan, pembangunan jembatan darurat (Bailey) juga menjadi prioritas utama untuk membuka isolasi daerah dan memperlancar distribusi logistik. Hingga akhir Desember, sebanyak 12 jembatan besar dengan bentang mencapai 50 hingga 180 meter telah berhasil tersambung kembali. Kecepatan ini dianggap luar biasa karena pembangunan jembatan baja berat biasanya memakan waktu lebih dari satu bulan, namun di bawah komando darurat, tim di lapangan mampu menyelesaikannya dalam waktu 7 hingga 10 hari saja.

Sektor Kesehatan dan Pendidikan: Kembali Berdenyut

Dampak bencana sempat melumpuhkan fasilitas kesehatan di wilayah Sumatera. Tercatat 87 rumah sakit dan 867 puskesmas terdampak parah hingga tidak bisa melayani pasien. Namun, per 29 Desember 2025, Seskab Teddy mengonfirmasi bahwa seluruh 87 rumah sakit tersebut telah kembali beroperasi.

“Dari 87 rumah sakit yang sempat lumpuh, sekarang semuanya sudah bisa melayani pasien. Meski ada yang belum sempurna, tapi pelayanan medis sudah berjalan. Untuk puskesmas, dari 867 yang terdampak, tinggal 8 unit lagi yang belum beroperasi,” tambahnya.

Di sektor pendidikan, meskipun saat ini memasuki masa libur sekolah, proses pembersihan gedung-gedung sekolah telah mencapai tahap akhir. Beberapa sekolah bahkan sudah mulai menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar terbatas bagi anak-anak di pengungsian untuk menjaga psikologis mereka tetap stabil.

Hunian dan Perekonomian: Fokus Rekonstruksi Jangka Panjang

Memasuki fase transisi menuju rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah mulai menggenjot pembangunan hunian. Seskab Teddy merinci bahwa sebanyak 600 rumah hunian sementara (huntara) ditargetkan rampung pada awal Januari 2026. Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga sedang menyiapkan 450 unit hunian tambahan.

Langkah strategis lainnya adalah instruksi Presiden kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk membangun 15.000 rumah hunian tetap bagi para korban. Kementerian Perumahan juga telah memulai pembangunan 2.500 rumah di atas lahan milik BUMN (PTPN) yang akan segera diikuti dengan tahap berikutnya.

Sektor ekonomi pun perlahan mulai bangkit. Pasar-pasar tradisional yang sempat terendam lumpur kini mulai dibersihkan dan beroperasi kembali. Kehadiran pasar ini menjadi indikator penting bahwa rantai pasok dan daya beli masyarakat mulai pulih.

Semangat Gotong Royong sebagai Kunci Utama

Menutup penjelasannya, Seskab Teddy menampik keraguan publik mengenai kecepatan respons pemerintah. Ia menyatakan bahwa penanganan bencana Sumatera ini merupakan salah satu yang tercepat dalam sejarah penanganan bencana nasional di Indonesia.

“Kenapa bisa cepat? Karena di lapangan, petugas dan warga nyatanya saling bantu, gotong royong semua. Petugas, warga, relawan, jadi satu. Inilah hasil konkret kerja keras kita semua selama satu bulan terakhir,” tegas Teddy.

Meskipun progres menunjukkan tren positif, pemerintah tetap mewaspadai potensi cuaca ekstrem di awal tahun 2026 dan memastikan bahwa fase rekonstruksi jangka panjang akan terus dikawal hingga seluruh warga terdampak mendapatkan tempat tinggal dan penghidupan yang layak.