Site icon Koneksi Media

Treeshome: Menegaskan Suara Musik Folk dari Indonesia Timur

Treeshome Menegaskan Suara Musik Folk dari Indonesia Timur

KONEKSI MEDIA – Di tengah gelombang gelombang musik dari berbagai penjuru Nusantara yang semakin mendapat ruang di panggung nasional, nama Treeshome, sebuah grup musik folk‑etnik asal Ternate, Maluku Utara, menegaskan bahwa mereka bukan sekadar fenomena sesaat atau sekadar bagian dari tren musik hip‑hop yang kerap diasosiasikan dengan Indonesia Timur. Sebaliknya, mereka hendak memperluas pemahaman publik terhadap spektrum musik dari wilayah timur Indonesia yang sejatinya sangat luas dan beragam.

Selama beberapa tahun terakhir, musik dari kawasan timur Indonesia memang mengalami lonjakan popularitas. Lagu‑lagu berirama cepat dan energik sering kali berkibar di platform digital dan media sosial seperti TikTok menjadi penanda dominasi genre hip‑hop, pop, dan beat‑enerjik yang kuat di blantika musik nasional. Ini membuat citra musik timur kerap dipersempit hanya ke beberapa bentuk tertentu saja. Namun Treeshome datang dengan pendekatan yang berbeda.

Identitas Musik yang Berakar dan Magis

Treeshome tampil di panggung besar Soundrenaline 2025 di Jakarta pada Jumat (19/12), sebuah panggung yang selama ini digadang sebagai wahana penting bagi musisi dari luar Jawa untuk menunjukkan karya mereka kepada khalayak musik nasional dan industri. Dalam kesempatan itu, Treeshome tidak memainkan hip‑hop ataupun musik urban yang sering diasosiasikan dengan representasi musik timur. Mereka justru membawakan musik bersifat folk‑etnik yang gelap, magis, dan sarat unsur tradisi, tetapi tetap relevan dalam kemasan modern.

Menanggapi persepsi umum bahwa musik dari bagian timur Indonesia identik dengan hip‑hop atau disko tanah yang berenergi tinggi, vokalis Herman Eross menegaskan bahwa Treeshome tetap konsisten pada jalur musik mereka sendiri. Menurut Eross, keberadaan mereka di peta musik nasional adalah bentuk ekspresi identitas bukan sekadar penyerapan tren yang sedang populer.

“Di Timur mungkin identik dengan hip‑hop atau ‘disco tanah’ yang biasa dikenal itu. Tapi kalau kami sendiri tetap berjalan di genre masing‑masing,” jelasnya.

Keberagaman Skena Musik di Ternate

Tidak hanya Eross, sang penggebuk drum Dhana Mahdi turut memberi gambaran tentang dinamika ekosistem musik di Ternate sendiri. Menurutnya, kota di Maluku Utara itu memiliki beragam genre yang hidup dan saling berkembang dari musik folk, rock, hingga eksperimen lain di luar label genre mainstream. Ia menekankan bahwa Ternate sebenarnya “sangat berwarna” dalam hal musik.

Musik bukan hanya soal satu jenis genre saja; ini mencerminkan kehidupan sosial budaya di tempat tersebut. Dalam konteks inilah Treeshome mengambil peran sebagai penjaga nilai tradisi sekaligus jembatan antara identitas masa lalu dan suara modern masa kini.

Sorotan Nasional dan Ambisi Global

Kesempatan manggung di Soundrenaline Jakarta menjadi momentum penting bagi Treeshome. Eross menyebut panggung itu sebagai “spotlight” yang sangat penting agar suara mereka terdengar oleh khalayak lebih luas, tak hanya di Indonesia bagian timur tetapi juga di panggung nasional. Ia menyadari bahwa jarak geografis selama ini sering menjadi penghambat perhatian media dan industri musik terhadap musisi di luar Jawa.

Selain melebarkan sayap secara musikal, Treeshome juga memupuk mimpi besar untuk ke depan. Dari keberhasilan mereka di Jakarta hingga rencana album kedua yang akan menggali kekayaan budaya kesultanan besar di Maluku Utara, Treeshome berupaya menjadi duta budaya yang membawakan narasi sejarah dan budaya daerah mereka melalui medium musik. Salah satu cita‑cita terbesar mereka adalah bisa keliling dunia dan memperkenalkan musik serta budaya Maluku Utara ke panggung internasional.

Menurut Eross, album yang tengah dipersiapkan tidak hanya akan mendokumentasikan sejarah Tidore, tetapi juga membuka cerita tentang kesultanan Ternate, Bacan, dan Jailolo bagian dari sejarah yang jarang diangkat dalam karya musik modern.

Musik Indonesia Timur: Tren Luas dan Beragam

Fenomena Treeshome tidak berdiri sendiri. Musik Indonesia bagian timur tengah mendapatkan gelombang apresiasi yang kuat tahun ini, dengan banyak lagu dari musisi timur yang viral di media sosial, mendominasi chart musik digital, dan diterima oleh audiens luas. Tren ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin terbuka pada warna musik yang lebih beragam, baik yang energetik maupun yang sarat nilai budaya lokal.

Hal ini kemudian terlihat dalam tren penghargaan musik nasional yang kini juga memberikan ruang bagi karya dari Indonesia Timur, serta momentum industri yang mulai mengakui bakat dan kreativitas tak hanya dari pusat kota besar, tetapi juga dari kota‑kota daerah yang sebelumnya kurang terekspos.

Exit mobile version